Rabu, 10 Desember 2014

KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I
LATAR BELAKANG
            Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi peneru, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.
            Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis,bertanggung jawab.
            Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
            Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabu yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
            Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan Balitbang pada tahun 2010 juga menunjukkan bahwa secara umum total waktu pembelajaran yang dialokasikan oleh banyak guru untuk beberapa mata pelajaran di SD, SMP, dan SMA lebih kecil dari total waktu pembelajaran yang dialokasikan menurut Standar Isi. Di samping itu, dikaitkan dengan kesulitan yang dihadapi guru dalam melaksanakan KTSP, ada kemungkinan waktu yang dialokasikan dalam Standar Isi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.Hasil monitoring dan evaluasi ini juga menunjukkan bahwa banyak kompetensi yang perumusannya sulit dipahami guru, dan kalau diajarkan kepada siswa sulit dicapai oleh siswa.
            Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi ini, hanya satu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman.
            Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional. Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika.  Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau distandarkan di tingkat internasional.
            Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan bahwa apa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pada tingkat internasional.
            Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
a. low mengukur kemampuan sampai level knowing
b. intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
c. high mengukur kemampuan sampai level reasoning
d. advancemengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
            Hal yang sama juga terdapat di kurikulum matematika kelas VIII SMP di mana juga terdapat beberapa topik yang belum diajarkan di kelas XIII. Lebih parahnya lagi, malah terdapat beberapa topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi peserta didik kelas VIII SMP menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam TIMSS. Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada studi internasional di mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas IV dan topik yang sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini.
            Beranjak dari penjelasan diatas kelompok kami mangadakan sebuah observasi mengenai Persepsi Guru Matematika dalam Perencanaan dan Pelaksanan Kurikulum2013, dimana sekolah yang menjadi tempat observasi kami adalah SMP Swasta Hangtuah Belawan kecamatan Medan Belawan.













KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS)


A. Konsep Kurikulum 2013
            Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
1.   manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
2.   manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
            Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta pendekatan pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.

Kompetensi
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran Matematika SMP/MTs.
4. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran penemuan, berbasis masalah dan berbasis proyek
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
8. Menjelaskan perbedaan dari KD Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs pada Kurikulum 2013 dan sebelumnya.[1]

B.   Landasan Kurikulum 2013
            Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan yuridis, landasan filosofis, landasan empirik, dan landasan teoretis. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses.

1. Landasan Yuridis
            Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.

2. Landasan Filosofis
            Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan dating bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan social budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

3. Landasan Empiris
            Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman
disintegrasi bangsa masih tetap ada.Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
            Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar.Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah.Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar.Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter. Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam.        Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan. Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan.
            Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment),studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum, yaitu tidak membebani peserta didik dengan konten namun mengutamakan pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21.

4. Landasan Teoretik
            Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

C. Tujuan Kurikulum 2013
            Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara singkatnya, undang-undang tersebut berharap pendidikan dapat membuat peserta didik menjadi kompeten dalam bidangnya. Di mana kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang telah disampaikan di atas, harus mencakup kompetensi dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal 35 undang-undang tersebut. Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah pula ditetapkan visi pendidikan tahun 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.Cerdas yang dimaksud di sini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan.
            Dengan demikian, Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.[2]



D.       Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
            Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3.  Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4.  Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6.  Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.

E.   Struktur Kurikulum Smp/Mts
            Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit. Struktur Kurikulum SMP/MTs sebagai berikut.

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu Belajar Per Minggu


VII
VIII
IX
Kelompok A



1.      Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2.      Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3
3.      Bahasa Indonesia
6
6
6
4.      Matematika
5
5
5
5.      IPA
5
5
5
6.      IPS
4
4
4
7.      Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B



1.      Seni Budaya
3
3
3
2.      Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3
3
3
3.      Prakarya
2
2
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
38
38
38

Keterangan:
            Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu.Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI.IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
             Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.Masingmasing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
            Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.Masingmasing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.[3]

Standar Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah manusia yang memiliki sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sebagai berikut.
Tabel 4: Kompetensi Lulusan SMP/MTs
Dimensi
Kompetensi Lulusan
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Ketrampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.


F.   Standar Isi Matematika SMP/MTs
            Ruang lingkup materimatematika mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dirumuskan dalam kompetensi dasar matematika SMP/MTs yang harus dimiliki peserta didik. Kompetensi dasar matematika di SMP/MTs merupakan kelanjutan dari kompetensi dasar
matematika yang dipelajari peserta didik di SD/MI. Selain itu metematika di SMP/MTs juga
merupakan prasyarat untuk belajar matematika lebih lanjut di SMA/MA dan SMK/MAK serta
berguna dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Muatan Matematika pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B yang dimuat dalam Standar Isi pada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013adalah sebagai berikut.

Tingkat Kompetensi
Tingkat Kelas
Kompetensi
Ruang Lingkup Materi
4
VII-VIII
- Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggungjawab, responsif, dn tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
- Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika
- Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar
- Memiliki sikap terbuka, santun, objektif dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari
- Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas
- Mengidentifikasi pola dan menggunakannya untuk menduga perumuman/aturan umum dan memberikan prediksi
- Memahami konsep bilangan rasional dilengkapi operasi dan urutan
- Mengenal bentuk aljabar sederhana (linear, kuadrat)
- Memanfaatkan interpretasi geometri, fungsi kuadrat dalam menyelesaikan persamaan
- Memahami konsep himpunan dan operasinya serta fungsi dan menyajikan (diagram, tabel, grafik)
- Memahami bangun datar berdasarkan sifat-sifat atau fitur-fitur (banyak sisi, keteraturan, ukuran), dan transformasi yang menghubungkannya
- Memberi estimasi penyelesaian masalah dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan
- Menjelaskan dan memvisualisasikan pecahan yang ekuivalen
- Membandingkan, memberi interpretasi berbagai
metoda penyajian data
- Memahami konsep peluang empirik
- Menggunakan simbol dalam pemodelan, mengidentifikasi informasi, menggunakan strategi lain bila tidak berhasil
- Bilangan
Rasional
- Aljabar
(pengenalan
)
- Geometri
(termasuk
transformasi
)
- Statistika
dan peluang
- Himpunan
4a
IX
- Menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggungjawab, responsif, dn tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
- Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika
- Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan
matematika, yang terbentuk melalui pengalaman
belajar
- Memiliki sikap terbuka, santun, objektif dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari
- Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas
- Mengidentifikasi kecenderungan dan menyajikannya dalam aturan bilangan (barisan dan deret) atau relasi lainnya
- Memahami operasi pangkat, akar, bilangan dan kaitannya dengan konsep aturan
- Mengenal berbagai manipulasi/transformasi aljabar (mengkuadratkan dan memfaktorkan) dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah seperti persamaan dan pertidaksamaan
- Menggunakan konsep diskriminan dalam mengidentifikasi eksistensi solusi dan interpretasi geometrisnya
- Mengelompokkan bangun datar menurut kesebangunan dan/atau kekongruenan
- Memberi estimasi dengan menggunakan perhitungan mental dan sifat-sifat aljabar
- Visualisasi dan deskripsi proporsi persentase, rasio dan laju
- Membandingkan, memberi interpretasi berbagai
metoda penyajian termasuk penyajian data yang disertai statistik deskriptif
- Memahami konsep peluang empirik dan teoritik
- Menggunakan simbol dalam pemodelan, mengidentifikasi informasi, memilih strategi yang paling efektif. [4]
- Aljabar
- Geometri
(termasuk
bangun tidak
beraturan)
- Statistika
danPeluang
(termasuk
metode
statistik
sederhana)

G.    Implementasi Kurikulum 2013
1. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan
            Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut ini.
a.       Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum satuan
b.      pendidikan, bukan daftar mata pelajaran.
c.       Guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik (community of educators),
d.      mengembangkan kurikulum secara bersama-sama.
e.       Pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin kepala sekolah.
f.       Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah.


2. Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertangung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
d. Pemerintah propinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional kepada
guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.

3. Strategi Implementasi Kurikulum 2013
a.       Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan sebagai berikut.
1)      Juli 2013: Kelas I, IV terbatas pada sejumlah SD/MI (30%), dan seluruh VII (SMP/MTs), dan X (SMA/MA, SMK/MAK). Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di seluruh wilayah NKRI. Untuk SD akan dipilih 30% SD dari setiap kabupaten/kota di setiap propinsi.
2)      Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI: tahun 2014 adalah tahun kedua implementasi. Seperti tahun pertama maka SD akan dipilih sebanyak 30% sehingga secara keseluruhan implementasi kurikulum pada tahun kedua sudah mencakup 60% SD di seluruh wilayah NKRI. Pada tahun kedua ini, hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yang belum melaksanakan kurikulum.
3)      Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
b.      Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dari tahun 2013 – 2016. Pelatihan guru, kepala sekolah dan pengawas adalah untuk guru, kepala sekolah yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 dan dilakukan sebelum Kurikulum 2013 diimplementasikan. Prinsip ini menjadi prinsip utama implementasi dimana guru, kepala sekolah dan pengawas di wilayah sekolah terkait yang akan mengimplemntasikan kurikulum adalah mereka yang sudah terlatih. Dengan demikian, ketika Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada tahun pembelajaran 2015-2016, seluruh guru, kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum.
c.       Pengembangan buku babon, dari tahun 2013 – 2016. Sejalan dengan strategi implementasi, penulisan dan percetakan serta distribusi buku babon akan seluruhnya selesai pada awal tahun terakhir implementasi kurikulum atau sebelumnya. Pada prinsipnya ketika implementasi Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku babon sudah teredia di setiap sekolah. Buku babon terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku babon guru adalah sama dengan buku babon peserta didik dengan tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Sedangkan pedoman pembelajaran dan penilaian hasil belajara secara rinci tercantum dalam buku pedoman pembelajaran dan penilaian.
d.      Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA/MA dan SMK/MAK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013. Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan administrasi, manajemen, kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah.Dengan penerapan pelatihan ini maka implementasi Kurikulum tidak hanya berkenaan dengan upaya realisasi ide dan rancangan kurikulum tetapi juga pembenahan pada pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan.
e.       Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016. Strategi implementasi Kurikulum 2013 menghindari pelatihan yang dinamakan one-shot training sebagai strategi implementasi mengingat kelemahan strategi tersebut. Pleatihan yang dilakukan untuk para guru, kepala sekolah, dan pengawas akan diikuti dengan monitoring dan evaluasi sepanjang pelaksanaan paling tidak dari tahun pertama sampai tahun ketiga implementasi. Pada akhir tahun ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan sebagaimana seharusnya. Permasalahan lapangan yang muncul adalah yang dapat diselesaikan oleh kolaborasi guru, kepala sekolah dan pengawas di bawah supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota.[5]

































BAB III

METODE OBSERVASI

A. Observasi
            Nasution dalam Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan  pengetahuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat yang canggiah, sehingga bendabenda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapa diobservasi dengan jelas.[6]
            Dalam observasi ini jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif pasif, dimana dalam hal ini pengobservasi datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
B.  Tujuan Oservasi
            Observasi ini bertujuan untuk memperolah data empiris tentang persepsi guru Matematika mengenai perencnaan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada jenjang SMP/MTs.
Secara operasional observasi ini bertujuan untuk mengetahui :
1.   Tanggapan guru Matematika bergantinya KTSP menjadi Kurikulum 2013
2.   Sikp guru Matematika dalam menjalani Kurikulum 2013
3.   Perkembangan potensi yang diharapakn guru Matematika dari Kurikulum 2013
           
C. Tempat dan Waktu Observasi
            Observasi ini dilaksanakan di SMP Swasta Hangtuah I Belawan Jl. Kapten Raden Sulian Belawan Desa/Kelurahan Belawan II  Kecamatan Medan Belawan. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa :
1.   SMP tersebut merupakan SMP percontohan di Belawan.
2.   Lokasi terebut sangat strategis untuk dilakukan sebuah observasi.
3.   Banyak mahasiswa dari berbagai universitas yang telah melakukan observasi dan PPL di SMP tersebut.
4.   Guru dan pegawai SMP tersebut memiliki sikap tenggang rasa yang tinggi bagi siapa saja yang melakukan penelitian.
            Adapun waktu observasi dilaksanakan yakni pada semester I (ganjil) pada tahun akademik 2014/2015, observasi ini dimulai dari tanggal 20-22 November 2014, dimana jadwal pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

D. Populasidan Sampel
1.   Populasi
             Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[7]
             Populasi dalam observasi ini adalah seluruh guru Matematika SMP Swasta Hangtuah I Belawan.
2. Sampel
             Sampel adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci[8]. Sampel pada observasi ini adalah guru Matematika SMP Swasta Hangtuah I Belawan sejumlah 3 (tiga) orang. Tidak ada tekhnik dalam pengambilan sampel pada observasi ini.

E.  Tekhnik Pengumpulan Data Observasi
            Tekhnik yang tepat unuk mengumpulkan data pada observasi ini adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Adapun tekhnik pengambilan data observasi ini adalah sebagai berikut:
1.   Wawancara/ Interview
             Esterberg (2002) mendefenisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam suatu topic tertentu.[9]
             Pada observasi ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur, yakni dalam melakukan wawancara pengobservasi perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam hal ini pengobservasi menggunakan alat bantu perekam suara dan kamera untuk mamfoto pelaksanaan observsi guna mempermudah dalam pengumpulan data.
2.   Dokumen
             Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentaldari seseorang.[10]
             Dalam observasi ini dokumen yang diambil dari tempat observasi adalah dokumen yang berbentuk tulisan, yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus yang dibuat oleh sampel.

F.  Instrumen Observasi
Adapun kisi-kisi instrument adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang positif dari KTSP 2006 yang sekarang sedang dilaksanakan untuk kelas IX?
2.      Apakah dalam kelas Matematika Bapak/ Ibu sudah mengelola pembelajaran secara efektif? Bagaimana caranya (apakah dalam pemberian tugas telah dipertimbangkan interaksi secra klasikal, kelompok, berpasanga, atau individual)?
3.      Kurikulum 2013 telah diberlakukan, kabarnya sosialisasi terus berlangsung sampai tahun 2016. Apakh pembelajaran dikelasVII, VIII sudah melakukan pembelajaran sesuai strategi pembelajaran aktif ? (misalnya : PAKEM atau CTL, atau model-model lain seperti pembelajaran kooperatif)?
4.      Setiap siswa dalam pembelajaran memilikikarakterisik yang berbeda, khususnya dalam belajar di kelas. Apakah Bapak/ Ibu telah melayani perbedaan individu dalam pembelajaran matematika (misalnya siswa berbakat matematika dan yang bukan, atau siswa yang cepat belajaranya, aau siswa yang tinggi motivasi belajaranya)?
5.      Apakah alam pembelajaran Matematika BApak/ Ibu telah menggunakan lembar kerja untuk membantu siswa belajar? Apakah dalam lembar kerja tersebut petanyaannya tingkat tinggi ( misalnya : pertanyaan penerapan, analisis dan sintesis, atau pertanyaan evaluasi)?
6.      Apakah jenis penilaian yang Bapak/Ibu lakukan dalam pembelajaran Matematika? Bagaimana dengan penilaian autentik, apakah siswa pernah dinilai cara mereka berdiskusi atau presentasi atau aktivitas lainnya?
7.      Gender adalah salah satu isu yang diangakat dalam pembelajaran melalui penerapan Kurikulum 2013. Apakah dalam pembelajaran Matematika Bapak/Ibu telah menerapakan konsep gender dalam pembelajaran yang menyeimbangkan peran siswa laki-laki dan siswa perempuan (kalau ya seperti apa strategi pembelajarannya)?
8.      Literasi lintas kurikulum merupakan keerampilan menggali informasi dan menggunakannya untuk kepentingan pembelajaran. Apakah Bapak/Ibu telah melaksanakan pembelajaran dengan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggali dan menggunakan infomasi dalam pembelajaran?











































BAB IV

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Observasi
1.        Temuan Umum Observasi
a.        Profil  Sekolah
1)   Nama Sekolah                            : SMP Swasta Hang Tuah I Belawan
2)   NSS                                           : 204076005043
3)   NIS                                            : 030.022.0
4)   NPSN                                        : 10210730
5)   NDS                                           : G. 17012016
6)   Izin Operasional                         : Nomor : 420/11424/DIKMEN/2009
  Tanggal: 03-08-2009
7)   Akreditasi Sekolah                    : Peringkat A (AMAT BAIK )
  Tanggal 4-10-2010
8)   Alamat Sekolah                         : Jl. Sulawesi II No.1 Belawan
  Desa/Kelurahan         : Belawan II
  Kecamatan                : Medan Belawan
  Kab./Kota                 : Medan
  Provinsi                     : Sumatera Utara
  No. Telp.                   : (061) 6941022
     E-mail                         : smp-ht@yahoo.co.id
9)   SK Berdiri                                : R. Aty Herawati, SH
10)     Tahun Berdiri                          : 27 Juli 2001
11)     Nomor                                     : 05
12)     NPWP                                     : 31.202.890.5-112.000
13)     Nama Ka. Sekolah                  : Slamet Teeguh R, S.H
14)     No. Telp/HP                            : 081260279618
15)     Nama Yayasan                        : Yayasan Hangtuah Belawan
16)    


SAlamat Yayasan                   : Jl. Bengkalis Belawan

b.   Visi
Menciptakan Sumber Daya Manusia yang berwawasan Iptek dan IMTAQ serta cinta tanah air dengan memiliki apresiasi yang tinggi terhadap budaya dan maritim.
c.    Misi
1)   Meningkatkan kinerja fungsional, staf pengajar, guru BP/ BK yang diarahkan untuk mengajar / mendidik siswa.
2)   Meningkatkan disiplin seluruh personil yang ada baik TU, guru atau siswa.
3)   Melengkapi sarana dan prasarana baik yang ada maupun yang belum ada, sesuai ddengan tuntutan kurikulim
4)   Meningkatkan mutu pendidikan yang berwawasan IPTEK , budaya dan maritim.

2.      Informan
Adapun data yang diperoleh pengobservasi adalah bersumber dari:
a.    Dra. Khamisah Tambunan (guru Matematika kelas VII)
b.   Ruslan S.Pd.
c.    Ernawati Siregar, S.Pd (guru Matematika kelas IX)


B.     Pembahasan
      Observasi yang dilakukan oleh kelompok 6, mendapatkan banyak hasil informasi tentang kurikulum 2013 dan implementasinyan di sekolah tersebut. Observasi ini dilakukan di SMP Swasta Hangtuah I Belawan. Dari keterangan tentang kurikulum 2013 ketiga pengajar matematika memiliki perbedaan presepsi baik dalam kegunaan kurikulum 2013 sampai pada pengimplementasi dari kurikulum 2013 tersebut.
Menurut Ibu Khamisah Tambunan (guru kelas VII) penilaian dalam KTSP tidak serumit Kurikulum 2013 saat ini. Beliau berpendapat bahwa KTSP lebih mudah untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan kurikulum ini kurang tepat jika digunakan untuk anak SMP kelas 7 karena pola pikir yang seharusnya masih di tuntun dalam memahami pembelajaran namun pada kurikulum ini anak dipaksa untuk mengetahui sesuatu yang baru, akan lebih baik jika informasi itu didapat dari guru yang berperan aktif dalam penyampaiannya atau melalui pendekatan teacher center approach sesuai dengan kurikulum KTSP. Dalam kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran baik dalam kelas maupun dalam memperoleh informasi pembelajaran yang akan berlangsung. Memperoleh Informasi menjadi alasan yang pertama mengapa kurikulum ini sulit untuk diterapkan. Dengan daerah pesisir, Ibu Khamisah berpendapat ini mempengaruhi si anak sulit untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam mencari informasi, ini menjadi penghambat anak sukar untuk mengikuti kurikulum baru ini. Mengapa demikian karena lingkungannya yang tidak mendukung si anak untuk mudah mendapatkan informasi. Setiap perubahan kurikulum maka kurikulum terbaru merupakan penyempurna dari kurikulum sebelumnya, walaupun demikian nilai lebih dan kurang dari suatu program yang baru pasti menjadi kendalanya. Nilai lebih dari kurikulum 2013 ini terletak dari keberagaman dari penggunaan metode- metode, pendekatan yang dilengkapi dengan penilaiannya. Guru menjadi fasilitator namun siswa juga dituntut utuk peran aktif dalam proses belajar ini sebagai nilai positif dari kurikulum ini, sedangkan kekurangannya terletak dari fasilitas yang tidak dilengkapi selaras dengan perkembangan kurikulum 2013. Kurang tepatnya kurikulum ini di gunakan karna kurikulum ini tidak sesuai dengan kemampuan siswa, jumlah siswa di dalam kelas dan jumlah pengajar dalam kelas yang tidak sebanding maka akan sulit beradaptasi dengan kurikulum ini.
Menurut Bapak Ruslan (guru kelas VIII) menyatakan bahwa pada prinsipnya KTSP 2006 telah bagus, tetapi pemerintah lebih menyempurnakannya dengan Kurikulum 2013. Beliau mengatakan bahwa setuju dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 ini sebab konsepnya yang tersusun secara terstruktur dan sistematis sehingga mempermudah guru dalam mengajar. Namun kurikulum 2013 ini sedikit susah untuk dipahami siswa karena yang dituntut adalah keaktifan siswa, sehingga membuat siswa kurang paham dengan materi yang diberikan. Dengan adanya masalah ini disinilah peran guru juga dituntut untuk membimbing siswa dalam pembelajaran agar siswa menjadi aktif dan bekembang.
Menurut Ibu Ernawati siregar (guru kelas IX) Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya, kesempurnaanya dituju pada penilaian efektif anak.








BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
     Dari pemaparan-pemaparan diatas maka dapat disimpilkan bahwa:
1.   Informan I tidak setuju dengan perencanaan dan pelaksanaan Kurikulum 2013
2.   Informan II  setuju dengan perencanaan dan pelaksanaan Kurikulum 2013
3.   Informan III setuju dengan perencanaan dan pelaksanaan Kurikulum 2013.

B.     Saran
            Diperlukan sikap tanggap dari seorang guru dalam menghadapi pergantian kurikulum 2013 ini. Seleksi penerimaan siswa baru juga dibutuhkan adanya syarat  nilai minimal sehingga input siswa baru tidak berkualitas turun. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar-mengajar jagu harus ditangani secara bijak sehingga pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan dengan baik. Juga diperlukan peningkatan kualitas teknologi yang diperlukan dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar sesuai gagasan kurikulum 2013 yang berbasis teknologi. Diperlukan pula sikap sigap dari pemerintah dalam menyediakan buku referensi baik untuk siswa maupun guru. Kendala dalam implementasi isi kurikulum menyangkut waktu yang disediakan belum memadai untuk muatan materi yang begitu padat dan memang penting; yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian. Hasil observasi ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh para calon guru untuk mengetahui sejauh mana implementasi KTSP dan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pemahaman setiap guru tentang penyusunan KTSP dan miskonsepsi mengenai buku pelajaran perlu ditingkatkan kembali karena peran aktif guru tentunya sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.























Lampiran I
DOKUMENTASI OBSERVASI

Isi dari dokumentasi akan dilampirkan dalam bentuk foto copy setelah lembar ini.
(foto copy dari print out )

























Lampiran II
BUKTI REKAMAN WAWANCARA & TRANSKRIPSINYA
A.    Bukti Foto
Untuk bukti rekaman akan diberikan folder tersendiri.
 











                Pamplet SMPS Hangtuah I                             Pengobservasi di Ruang Perpustakaan
 


                                                                                                        








                Pengobservasi bersama Pak Ruslan dan        Pegobservasi bersama Kepala Sekolah
                   Bu Ernawati usai wawancara                              di ruang kelas.

 


Lampiran III
SALINAN SILABUS DAN RPP GURU MATEMATIKA
Keterangan :
Tidak ada salinan atau softcopy data yang diberikan oleh guru Matematika.

Lampiran IV
ANALISIS RPP & DESKRIPSINYA
A.    Kelas VII
1.      Analisis RPP

SatuanPendidikan                   : SMP Hangtuah I Belawan
Kelas/Semester                        : VII/I
Mata Pelajaran                        : Matematika
Materipokok                            : Garis dan Sudut
Alokasiwaktu                          : 3 pertemuan (5x40 menit)
Nama Guru                             : Dra. Khamisah Tambunan

No
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan


1
2
3
A
Identitas mata pelajaran
Tidak ada
Kurang lengkap
Sudah lengkap

1
Satuan pendidikan, kelas, semester, materi alokasi waktu



B
Perumusan Indikator
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan SKL KI, dan KD


Kata kerjamasihkurangspesifik
2
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur


Sikap dan keterampilan tidak tercantum pada indikator.
3
Kesesuain dengan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan



C
Perumusan tujuan pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai



2
Kesesuaian dengan kompetensi dasar



D
Pemilihan materi ajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pelajaran


 Dalam RPP hanya mencantumkan judul saja, isi dari materi tidak ada.
2
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


Didalam materi ajar penyusunan RPP tidak memperhatikan karakteristik siswa tapi hanya memperhatikan materi ajar saja
3
Kesesuaian dengan  alokasi waktu



E
Pemilihan sumber belajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan KI dan KD



2
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan siantitik



3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


  
F
Memilih media belajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran



2
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan siantitik



3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik



G
Model pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran



2
kesesuaian dengan pendekatan siantitk


Sudahterteramenggunakanpendekatansaintifik
H
Skenario pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas


Hanya mencantumkan kegiatan dalam proses saja.
2
Kesesuaian kegiatan dengan pendekakatan siantitik


Sudahmengenalpendekatanscientific
3
Kesesuaian penyajian denga sistimatis materi



4
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi



I
Penilaian
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik


Lengkap seluruhnya
2
Keseuaian dengan indikator pencapaian kompetensi



3
Kesesuaian kunci jawaban dengan soal


Tidak ada dicantumkan kunci jawaban
4
Kesesuain pedoman penskoran dengan soal


Adanya penskoran instrumen
Jumlah



2.      Deskripsi RPP
      Secara umum RPP yang telah disusun oleh Ibu Khamisa  sudah bagus dan sesuai Kurikulum 2013, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar sempurna dan dapat menjadi contoh yang baik, yakni:
a.       Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur. Seharusnya dalam sebuah indicator kata kerja operasional yang digunakan adalah yang bisa dilakukan siswa menggunakan alat indranya. Tidak diperkenankan menggunakan kata kerja “memahami”.
b.      Pemilihan materi ajar. Seharusnya isi dari materi ajar dicantumkan.
c.        Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. Seharusnyya dalam kegiatan inti, kegiatan guru dan siswa terpapar dengan jelas.



B.     Kelas VIII
1.      Analisis RPP

SatuanPendidikan             : SMP Hangtuah I Belawan
Kelas/Semester                  : VIII/I
Mata Pelajaran                  : Matematika
Materipokok                      : Operasi Bentuk Aljabar
Alokasiwaktu                    : 4 pertemuan (10x40 menit)
Nama Guru                       : Ruslan S.Pd
No
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan


1
2
3
A
Identitas mata pelajaran
Tidak ada
Kurang lengkap
Sudah lengkap

1
Satuan pendidikan, kelas, semester, materi alokasi waktu



B
Perumusan Indikator
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan SKL KI, dan KD



2
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur



3
Kesesuain dengan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan



C
Perumusan tujuan pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai



2
Kesesuaian dengan kompetensi dasar



D
Pemilihan materi ajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pelajaran



2
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


Didalam materi ajar penyusunan RPP tidak memperhatikan karakteristik siswa tapi hanya memperhatikan materi ajar saja
3
Kesesuaian dengan  alokasi waktu



E
Pemilihan sumber belajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan KI dan KD



2
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan siantitik



3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


  
F
Memilih media belajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran



2
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan siantitik



3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik



G
Model pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran



2
kesesuaian dengan pendekatan siantitk


Sudah tertera menggunakan pendekatan saintifik
H
Skenario pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas


Hanya mencantumkan kegiatan dalam proses saja.
2
Kesesuaian kegiatan dengan pendekakatan siantitik


Sudahmengenalpendekatanscientific
3
Kesesuaian penyajian denga sistimatis materi



4
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi



I
Penilaian
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik


Lengkap seluruhnya
2
Keseuaian dengan indikator pencapaian kompetensi



3
Kesesuaian kunci jawaban dengan soal


Tidak ada dicantumkan kunci jawaban
4
Kesesuain pedoman penskoran dengan soal


Adanya penskoran instrumen
Jumlah



2.      Deskripsi RPP
      Secara umum RPP yang telah disusun oleh Bapak Ruslan sudah bagus dan sesuai Kurikulum 2013, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar sempurna dan dapat menjadi contoh yang baik, yakni:
a.      Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur. Seharusnya dalam sebuah indicator kata kerja operasional yang digunakan adalah yang bisa dilakukan siswa menggunakan alat indranya. Tidak diperkenankan menggunakan kata kerja “memahami”.
Pemilihan materi ajar. Seharusnya isi dari materi ajar dicantumkan.
b.       Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. Seharusnyya dalam kegiatan inti, kegiatan guru dan siswa terpapar dengan jelas.




C.    Kelas IX
1.      Analisis RPP
SatuanPendidikan             : SMP Hangtuah I Belawan
Kelas/Semester                  : IX/I
Mata Pelajaran                  : Matematika
Materipokok                      : Kesebangunan
Alokasiwaktu                    : 2 pertemuan (4 jam pelajaran)
Nama Guru                       : Ernawati Siregar S.Pd

No
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan


1
2
3
A
Identitas mata pelajaran
Tidak ada
Kurang lengkap
Sudah lengkap

1
Satuan pendidikan, kelas, semester, materi alokasi waktu



B
Perumusan Indikator
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan SKL KI, dan KD



2
Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur



3
Kesesuain dengan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan



C
Perumusan tujuan pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai



2
Kesesuaian dengan kompetensi dasar



D
Pemilihan materi ajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pelajaran



2
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


Didalam materi ajar penyusunan RPP tidak memperhatikan karakteristik siswa tapi hanya memperhatikan materi ajar saja
3
Kesesuaian dengan  alokasi waktu



E
Pemilihan sumber belajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan KI dan KD



2
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan siantitik



3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


  
F
Memilih media belajar
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran



2
Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan siantitik



3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik



G
Model pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran



2
kesesuaian dengan pendekatan siantitk



H
Skenario pembelajaran
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas


Hanya mencantumkan kegiatan dalam proses saja.
2
Kesesuaian kegiatan dengan pendekakatan siantitik


Sudahmengenalpendekatanscientific
3
Kesesuaian penyajian denga sistimatis materi



4
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi



I
Penilaian
Tidak sesuai
Sesuai sebagian
Sesuai seluruhnya

1
Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik


Lengkap seluruhnya
2
Keseuaian dengan indikator pencapaian kompetensi



3
Kesesuaian kunci jawaban dengan soal


Tidak ada dicantumkan kunci jawaban
4
Kesesuain pedoman penskoran dengan soal


Adanya penskoran instrumen
Jumlah



2.      Deskripsi
      Untuk kelas IX pada tahun ajaran saat ini tidak menerapka Kurikulum 2013, dan masih menggunakan KTSP 2006.














Lampiran VI
PAPARAN DATA HASIL WAWANCARA

1.   Informan Pertama (Guru Kelas IX)
Selamat Siang bu, kami dari fakultas tarbiyah IAIN SU jurusan matematika.  Disini kami melakukan observasi  mengenai persepsi seorang guru matematika dalam menerapkan pembelajaran aktif, khususnya di sekolah SMP.
Nama Ibu Siapa?
Nama Saya Khamisah Tambunan
1.      Menurut ibu, apa yang positif  dari KTSP 2006 yang sekarang sedang dilaksanakan?
Yang positifnya, pembelajarannya secara PAKEM, penilaian terpadu, tidak serumit daripada kurikulum 2013. Sebenarnya lebih mudah di bandingkan k 13.
2.      Apakah dalam pembelajaran matematika di kelas, ibu sudah mengelola pembelajaran secara efektif?
Ya sudah,  misalnya kita memberikan tugas berupa PR, setelah kita menerangkan kita beri latihan. Lalu kita tanya mereka bisa mngerjakan atau tidak, misalnya seperti ini. Mencari kepala, bagaimana mencari kakinya. Jadi ada respon, jadi ada koment dan murid berkesempatan untuk bertanya.
3.      Kurikulum 2013 yang sedang berlangsung ini kabarnya sosialisasinya terus berlangsung hingga tahun 2016, apakah pembelajaran dikelas 7 dan 8 sudah sesuai dengan strategi pembelajran aktif?
Kita sudah melakukannya, tapi agak sulit mereka menerimanya. Kita juga kasihan, Karena banyak kali, yang sikap mau kita preteli. Dengan bagaimana caranya. Mulai berdiri, duduk, jongkok semua harus dinilai,  jadi habis waktu untuk mentenun mereka.
4.      Setiap siswa dikelas kan memiliki karakteristik yang berbeda, khusunya di pembelajaran matematika. Apakah ibu melayani perbedaan tersebut?
Tidak membedakannya secara melayani dalam belajar, laki-laki tetap laki-laki, perempuan tetap perempuan. Tapi untuk pelajaran bisa juga kita membuat. Contohnya, mengenai himpunan kosong. Laki-laki kelas 7e yang sudah pernahg melahirkan. Wow, mana ada laki-laki yang melahirkan. Berarti anggotanya kosongkan. Seperti itu membedakannya, tapi bukan membedakan belajar antara laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran. Sama semua mereka, hak untuk menerimanya.

Dari segi yang berbakat dan kuat motivasinya, ibu layani juga perbedaannya?
Sama semua, karena mereka mempunya hak menerima pembelajaran dari guru.mau yang lemah, yang tinggi, yang sedang semua sama.
5.      Didalam kelas, apakah ibu menggunakan lembar kerja?
Kita tidak seterusnya memberikan LK, terkadanga ada. Terus mengenai alat peraga, tiba-tiba saja, kalau misalnya persegi panjang kita buat matriks, kebetulan kalau ada, kalau tidak ada tidak jadi masalah.

6.      Penilaian yang ibu berikan, bagaimana?
Banyak itu, misalnya kalau dia bertanya ada jawabannya kita kasih, penilaian ada portofolio, maju kedepan mengerjakan. Penilaian bukan hanya portofolio. Penilaian outentik iya, nyata maju kedepan, bisa mngerjakan itu nilai tertinggi bagi saya.
Pada saat mereka diskusi atau presentase ibu nilai juga?
Presentase atau diskusi ada juga nilainya, misalnya sering bertanya, tapi pertanyaannya yang positif. Bertanya boleh, tapi waktu guru menerangkan guru adalah berlian, mutiara, emas. Kalau guru tidak kamu dengarkan hilang satu pelajaran dari pikiran kamu, giitu dia.
7.      Bagaimana dengan perbedaan gender?
Menyeimbangkan pembelajaran secara gender, tidak dibedakan. Tapi kadang ada yang lebih banyak perempuan yang lebih pintar di sekolah kami.
8.      Literasi lintas kurikulum, merupakan keterampilan juga. Apakah ibu menggunakan langkah dengan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggali dan menggunakan informasi dalam pembelajaran?
Kita sudah melakukankan ini dengan cara menggali eterampilan informasi informasi. Misalnya,  Coba liat di perpustakaan, coba liat di koran. Melihat rumus-rumus, supaya mereka bisa melakukan perbandingan. Dan tidak monoton dari buku guru dan ilmu guru dan mereka juga ada private di luar. Melihat di perpus untuk menambah wawasan mereka bahkan ada di tv-tv juga, saya anjurkan mereka karena hal itukan luar biasa.
2.   Informan Kedua (Guru Kelas VIII)
Assalamualaiku wr. Wb.
Kami dari IAIN SU, fakultas tarbiyah jurusan Pendidikan Mtk. Ingin melakukan observasi  mengenai persepsi seorang guru matematika dalam menerapkan pembelajaran aktif, khususnya di sekolah SMP.

Nama Bapak Siapa?
Ruslan S.Pd
1.      Apa yang positif dari ktsp 2006, yang sekarang sedang berlangsung?
Pada prinsipnya ktsp 2006 itu telah bagus, tapi pemerintah lebih menyempurnakannya  dengan kurikulum 2013. Yang positifnya itu pembelajaran secara PAKEM dengan penilaian yang terpadu dan ditingkatkan dgn pemisahan dari segi keterampilan, pengetahuan sikap anak-anak tadi.
2.      Apakah didalam kelas, bapak sudah mengelola pembelajaran secara efektif?
Pada prinsipnya, kita selalu berusaha, kemampuan mengajar, meningkatkan sarana belajar.
Sehingga belajar itu lebih efektif, siswa lebih aktif dan memahami apa yang kita ajarakan dan lebih interaksi antara guru dan siswa.
Bagaimana caranya pak, apakah bapak memberikan tugas secara kelompok, individual?
Memberikan secara bervariasi, tergantung bagaimana materi yang kita berikan, bisa jadi berkelompok ataupun diberi tugas mandiri. Baik berupa PR atau tugas di sekolah.
3.      Kurikulum 2013 sudah diberlakukan, kabarnya sosialisai terus berlangsung hingga 2016, apakah pembelajaran dikelas 7 dan 8 sudah sesuai dengan strategi pembelajran aktif?
Sesuai dengan arahan dari kepala sekolah kita, mengacu peraturan dari dinas. Kita telah mengikuti kelas 7 dan kelas 8 telah mengikuti kurikulum 2013. Telah menyeluruh, semua gurupun telah mengikuti pelatihan untuk pembelajaran ini.
4.      Setiap siswa dikelas kan memiliki karakteristik yang berbeda, khusunya di pembelajaran matematika. Apakah bapak melayani perbedaan tersebut?
Jelas ya, kita harus mampu melihat kelebih dan kelemahan. Sehingga kita dapat memberikan muatan yang sesuai. Kita memberikan materi sesuai dengan karakteristik siswa kita tersendiri. Yang mampu kita arahkan bisa membantu kawannya yang tidak mampu. Dalam arti kemampuan dalam belajarnya.
5.      Didalam kelas, apakah ibu menggunakan lembar kerja?
Pada kurikulum 2013 ini, kita memang dituntut membuat LKS, di akhir mata pelajaran. Di akhir 2 KD, kita selalu memberikan tugas baik bentuk tertulis ataupun latihan dan lembar kerja siswa. Pertanyaan dalam latihan ini bervariasi, ada yang sukar, mudah dan Seberapa mampu siswa dalam mngerjakan sehingga kita dapat mengukurnya.
6.      Jenis Penilaian bagaimana yang bapak gunakan dalam pembelajaran matematika?
Penilaiannya secara outentik dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Sesuaikan juga dengan kemampuan siswa, dan karakteristik siswa kita sendiri dan yang  mampu nilainya akan lebih bagus.
7.      Bagaimana dengan konsep gender, apakah bapak terapkan juga dalam kelas?
Kalau dalam pembelajaran kita tidak menerapkan sistem gender.baik perempuan atau laki-laki dipandang sama, karena semua berhak mendapatkan pembelajaran yang sam, mereka juga diharapkan mampu berpacu, antara baik laki-laki ataupun perempuan. Kita melihat dari kemampuan bukan segi gendernya.
8.      Apakah bapak sudah melakukan langkah pembelajaran, dengan mengembangkan kemampuan siswa  dalam menggali dan menggunakan informasi dalam pembelajaran?
Sebagian besar kita sudah menerapkannya, berusaha untuk melihat kemampuan siswa. Ad ada siswa yang tertentu memiliki kemampuan lemah jadi dapat perhatian lebih, kita harus memberikan peningkatan dan pengeyaan pada dia, sesuai kondisi siswanya. Kadang kita memberika tugas proyek, bisa melihat internat, kita buat kliping. Kemudian di presentasekan dan di nilai. Tugasnya dibuat berkelompok, biar murah, dan supaya mereka mampu bersosialisasi dengan temannya. Karena ada juga penilaian terhadap teman sekelompok.
3.   Informan Ketiga (Guru Kelas VII)
Assalamulaikum Wr. Wb.  kami dari fakultas tarbiyah IAIN SU jurusan matematika.  Disini kami melakukan observasi  mengenai persepsi seorang guru matematika dalam menerapkan pembelajaran aktif, khususnya di sekolah SMP.
Nama Ibu Siapa?
Ernawati Siregar
1.      Menurut ibu, apa yang positif  dari KTSP 2006 yang sekarang sedang dilaksanakan di kelas IX?
Positifnya, pembelajrannya secara PAKEM, penilaiannya tidak serumit kurikulum 2013.
2.      Didalam pembelajaran matematika di kelas, apakah ibu sudah mengelola pembelajaran secara efektif?
Sudah, dengan memberi tugas secara individu dan kelompok.
3.      Kurikulum 2013 sudah diberlakukan, kabarnya sosialisai terus berlangsung hingga 2016, apakah pembelajaran dikelas 7 dan 8 sudah sesuai dengan strategi pembelajran aktif?
Sudah dilaksanakan.
4.      Setiap siswa dikelas kan memiliki karakteristik yang berbeda, khusunya di pembelajaran matematika. Apakah ibu  melayani perbedaan tersebut?
Melayani, tapi dalam kelompok kecil.
5.      Apakah dalam pembelajaran Matematika ibu menggunakan lembar kerja?
Sudah, penerapannya analisis, sintesis dan evaluasi.
6.      Jenis penilaian dalam pembelajaran matematika, apakah penilaian outentik?
Ya, penilaiannya dengan outentik, dengan menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Apakah ada penilaian ketika siswa presentase ataupun berdiskusi?
Dinilai.
7.      Genderkan salah satu yang diangkat dalam kurikulum 2013. Apakah dalam pembelajaran matematika ibu menggunakan konsep gender?
Ibu tidak menggunakan perbedaan antara perempuan dan laki-laki.
8.      Literasi lintas kurikulum, merupakan keterampilan juga. Apakah ibu menggunakan langkah dengan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggali dan menggunakan informasi dalam pembelajaran?
Sudah.



DAFTAR PUSTAKA

Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs
Sugiyono. 2010. Mmetode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2006)

Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2002).




[1] Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs, hal.5
[2] Ibid, hal. 7-9
[3] Ibid, hal.11-13
[4] Ibid, hal.21-23
[5]Ibid, hal.33-34
[6] Sugiyono. 2010. Mmetode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, hal.226
[7] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2006), p. 297
[8] Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2002), p. 79
[9] Sugiyono. 2010. Mmetode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, hal.231
[10] Ibid, hal.240

1 komentar:

  1. How YouTube is exploiting the channel gap to promote the
    YouTube is using the 'hype to promote the channel gap' strategy youtube to mp3 iphone to promote the channel gap by promoting the channel gap by promoting the channel gap

    BalasHapus